20120628

Sometime, Something Better Left Told, than Untold, dalam Perspektif Judi Bola

Italia baru saja mengalah kan Jerman dengan skor 2-1 pada laga di turnamen 4 tahunan EURO 2012, banyak pihak yang tidak heran namun, tidak kalah banyak yang heran, apalagi setelah melihat cara bermain jerman di babak penyisihan dan babak perempat final EURO 2012. udah, terus?

Jadi gini, dibalik gegap gempita kemenangan italia di warsawa sana, di balik seluruh prediksi pengamat sepak bola dan pelaku judi, ada sesuatu yang mungkin bisa  kita pelajari. apa itu?

Gini, hari ini ada seorang temen yang pengen sesekali mencoba judi bola, pengen bangeeeet, trus dia gw ajarin tentang judi bola, mulai dari apa aja yang jadi parameter, sampai handicap, pur dan key. dari pada gw neranginnya semuanya, gw ajarin dia parameter dan handicap di pertandingan ITALIA Vs JERMAN. Pada pertandingan italia versus jerman handicapnya adalah 0.5: 1, yang artinya, pada skor 0:0 italia sudah "ngantongin" skor setengah, jadi kalo seri, yang pasang italia bakal menang, kalau italia menang, yang pasang italia tetep menang, tapi, kalo italia kalah, walaupun hanya 1:0 maka yang pasang italia kalah.

Nah, kebetulan temen gw emang dari sono nya udah ngefans banget sama italia, istilah kata, biar musuhnya alien alien dari galaksi di luar bima sakti pun, dia tetep bakal ngedukung itali, tapi, karena dia pengen judi - pake duit- maka dia agak ragu ragu, ada ketakutan yang diikuti seribu alasan yang membuat dia harus berpikir belasan bahkan ratusan kali sebelum memilih italia untuk dijadikan pujaan hatinya, eh, jagoannya.

Singkat cerita dia punya data statistik yang sangat mengagumkan ; dia tiba tiba datang dengan informasi bahwa, di kompetisi Piala Dunia dan Piala Eropa, Italia dan Jerman udah pernah ketemu 7 kali, dan Jerman TIDAK PERNAH menang. 4 kali Seri dan 3 kali Kalah, dan semua kekalahan Jerman selalu di derita di semi final!. Tambah Valid, ketika head to head dua pertandingan terakhir di piala eropa, mereka selalu SERI (yang jika mengikuti handicap hari ini, maka hasil seri, membuat dia menang tarohan).
Belum cukup dengan data statistik, dia mencari data tentang MITOS,
mitos yang dia temukan adalah : bahwa italia selalu bisa menjuarai turnamen resmi antar negara, ketika kompetisi dalam negeri mereka sedang mengalami badai skandal, itu terjadi pada piala dunia tahun 1982 dan piala tahun 2006. Gokiiil kan, niat banget kan temen gw nyari partameternya, pada saat parameter terkumpul, dia menyimpulkan bahwa kalo dia masang tarohan, jagonya team italia, maka dia udah pasti menang.

Udah kelar sama segala macem analisa handicap, mitos, data dan fakta, dia nyari handphone buat sms ke temennya yang kebetulan jadi bandar, ketak ketik ketak ketik..... diem, ketak ketik.. ketak ketik.. diem lagi, dan akhirnya temen gw, ngomong lagi ke gw. "tapi kan mitos bisa patah kapan aja, tapi kan data ama fakta mungkin aja berubah", mendadak semua clue yang tadinya membuat dia yakin buat menentukan pilihan pasang taruhan di team italy, tiba tiba jadi mentah lagi, ketakutan akan kekalahan datang lebih lebat dan pekat dari pada peluang yang sudah dia analisa, ketakutan ketakutan dengan berbagai argumen dan alasan tentang kekalahan, membuatnya urung menentukan pilihan.

akhirnya, dia batal pasang taruhan, dia memilih meihat pertandingan hanya untuk melihat team kesayangannya menang, - atau kalah- dengan bumbu teriakan dan kebahagiaan sebagai penonton.

Duerrrrr!!!!!

 Pertandingan berakhir 2- 1 untuk keunggulan tim nasional italia. mitos tetap terjaga, data dan fakta terus berlanjut kesahihannya, dan teman saya menyesal se sesal sesalnya. bukan karena dia ga dapet uang, lebih karena dia sudah mendapat, cue, pertanda, data, keyakinan, namun dia sia sia kan.

Dan

Tiba tiba terngiang di kepala, andai saja, italia itu adalah Eva -gebetan temen saya-, bahwa fakta dan mitos dan data adalah tanda tanda dan kode kode rasa. bahwa taruhan judi adalah pengungkapan rasa cinta dan setia, bahwa kemenangan berarti bersama, berdua, selamanya, bahwa kekalahan adalah pelepasan pasung tandatanya. bahwa tidak bertaruh adalah tidak pernah mencoba mengungkap rasa. yang berakhir menjadi penonton setia. Eva hanya akan selalu ada dalam panca indra tapi tidak pernah bersama dalam rasa dan nyata.

Untunglah, italia, tetep italia, eva tetep eva bukan jessica, gita, clara, kirana, mariana atau agustina, dan temen saya tetep temen saya, bukan saya, rama, jaka, angga, rendra, putra  atau anda.

yang jelas, ada kalanya kita bergantung pada logika, di kala lain fakta dan data, tapi juga suatu saat, kita harus percaya rasa

 ;)